Ziarah ke makam leluhur adalah praktik atau kegiatan kunjungan ke makam atau tempat pemakaman yang menjadi tempat peristirahatan terakhir dari leluhur atau nenek moyang seseorang. Praktik ziarah ke makam leluhur umumnya dilakukan sebagai bentuk penghormatan, penghormatan, atau sebagai ekspresi rasa kasih sayang terhadap leluhur yang telah meninggal.
Beberapa tujuan umum dari ziarah ke makam leluhur melibatkan:
1. **Penghormatan dan Penghargaan:** Ziarah sering kali merupakan cara bagi keturunan untuk menghormati dan menghargai jasa serta kontribusi leluhur dalam hidup mereka.
2. **Spiritualitas:** Bagi beberapa kelompok atau komunitas, ziarah ke makam leluhur dapat memiliki dimensi spiritual. Ini dapat mencakup doa, meditasi, atau ritus keagamaan yang dihubungkan dengan pemakaman.
3. **Menjaga Tradisi:** Ziarah ke makam leluhur juga dapat menjadi bagian dari upaya untuk menjaga dan meneruskan tradisi keluarga atau budaya terkait dengan penghormatan terhadap leluhur.
4. **Menjalin Hubungan dengan Masa Lalu:** Ziarah juga bisa menjadi cara untuk menjalin hubungan dengan masa lalu dan mengenang kembali sejarah keluarga atau komunitas.
5. **Pembaruan Makam atau Pemeliharaan:** Ziarah dapat mencakup kegiatan pembaruan atau pemeliharaan makam, seperti membersihkan atau merawat makam, menanam bunga, atau memperbarui tanda pengenalan.
Ziarah ke makam leluhur dapat dilakukan dalam berbagai konteks budaya dan agama, dan praktiknya dapat bervariasi di seluruh dunia. Setiap komunitas atau individu mungkin memiliki tradisi khusus yang terkait dengan ziarah ke makam leluhur mereka.
Hubungan antara ziarah makam dan pemberdayaan ekonomi dapat tercermin dalam beberapa cara, tergantung pada konteks budaya, sosial, dan ekonomi tertentu. Beberapa aspek yang dapat memperlihatkan keterkaitan ini melibatkan:
1. **Pariwisata Religius:** Jika makam leluhur memiliki nilai sejarah atau keagamaan yang penting, ziarah ke tempat tersebut dapat menjadi daya tarik wisata religius. Dalam hal ini, masyarakat setempat dapat mengembangkan sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan ekonomi. Ini bisa mencakup homestay, penjualan barang suvenir, dan layanan lainnya yang mendukung industri pariwisata.
2. **Ekonomi Lokal:** Ziarah ke makam leluhur dapat memberikan dorongan ekonomi bagi komunitas lokal di sekitarnya. Pedagang lokal dapat menjual produk atau layanan kepada para ziarah, seperti makanan, transportasi, atau barang kerajinan tangan.
3. **Event dan Festival:** Acara-acara atau festival yang terkait dengan ziarah ke makam leluhur dapat menjadi peluang bagi pemberdayaan ekonomi. Masyarakat dapat mengorganisir acara-acara ini untuk menarik pengunjung, dan seiringnya dapat meningkatkan pendapatan lokal.
4. **Kerajinan Lokal:** Ziarah ke makam leluhur sering kali melibatkan kegiatan seperti membawa bunga atau menyajikan persembahan. Hal ini dapat menciptakan permintaan untuk produk-produk lokal seperti kerajinan tangan, karangan bunga, atau barang-barang ritual yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi pengrajin lokal.
5. **Pendidikan dan Pelatihan:** Peningkatan kunjungan ke makam leluhur juga bisa menjadi peluang untuk mengembangkan sektor pendidikan dan pelatihan. Misalnya, pelatihan pemandu wisata lokal atau pelatihan dalam pembuatan barang suvenir dapat membantu masyarakat setempat meningkatkan keterampilan mereka dan meningkatkan peluang ekonomi.
Penting untuk dicatat bahwa dampak pemberdayaan ekonomi dari ziarah ke makam leluhur dapat bervariasi dan bergantung pada berbagai faktor termasuk lokasi, kebijakan pemerintah, dan partisipasi komunitas setempat. Keberlanjutan dan pengelolaan yang bijak diperlukan untuk memastikan bahwa manfaat ekonomi dari ziarah tersebut benar-benar dirasakan oleh masyarakat setempat.
Pada Hari Selasa Tanggal 30 Januari 2024, Seluruh ASN ; Non ASN Kecamatan Porong; beserta warga masyarakat berkunjung (ziarah) ke MAkam Kyai Kalam di Kompleks Masjid Al-kalam Kelurahan Juwetkenongo Kecamatan Porong. Kegiatan Indi dalam ranga memperingati HARJASDA Kabupaten Sidoarjo Ke-165.